Senin, 16 April 2012

Organisadi dan Konferensi Kepanduan Sedunia

Organisasi Kepanduan Sedunia atau World Organization of the Scout Movement / WOSM adalah organisasi dunia non-pemerintahan yang menaungi gerakan kepanduan diseluruh dunia. WOSM didirikan pada tahun 1920, dan memiliki kantor pusat di Jenewa, Swiss. Keberadaan WOSM juga tidak bisa dipisahkan dari mitranya Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia atau World Association of Girl Guides and Girl Scouts (WAGGGS).
Misi WOSM adalah untuk memberikan kontribusi untuk mendidik orang muda, melalui sistem nilai berdasarkan Janji Pramuka dan Hukum Pramuka, untuk membantu membangun dunia yang lebih baik di mana orang terpenuhi diri sebagai individu dan memainkan peran konstruktif dalam masyarakat. sebagai organisasi dunia, WOSM diatur berdasarkan region, konferensi, committee dan biro.

Konferensi Kepanduan Sedunia


Konferensi Kepanduan Sedunia atau yang biasa dikenal dengan The World Scout Conference (WSC) adalah pertemuan rutin seluruh organisasi dan asosiasi gerakan kepanduan sedunia yang diadakan setiap tiga tahun dan berfungsi untuk koordinasi seluruh perwakilan kepanduan dunia mencakup ketaatan terhadap tujuan dan prinsip-prinsip Organisasi Kepanduan dunia, dan kemerdekaan dari keterlibatan politik setiap organisasi/asosiasi anggotanya.
Tanggal Konferensi ke- Lokasi Negara Negara Peserta
1920 Konferensi Kepanduan Dunia ke-1 London  Inggris Raya 33
1922 Konferensi Kepanduan Dunia ke-2 Paris  Perancis 32
1924 Konferensi Kepanduan Dunia ke-3 Copenhagen  Denmark 34
1926 Konferensi Kepanduan Dunia ke-4 Kandersteg  Swiss 29
1929 Konferensi Kepanduan Dunia ke-5 Birkenhead  Inggris Raya 33
1931 Konferensi Kepanduan Dunia ke-6 Baden bei Wien  Austria 44
1933 Konferensi Kepanduan Dunia ke-7 Gödöllő  Hungaria 31
1935 Konferensi Kepanduan Dunia ke-8 Stockholm  Swedia 28
1937 Konferensi Kepanduan Dunia ke-9 Den Haag  Belanda 34
1939 Konferensi Kepanduan Dunia ke-10 Edinburgh  Inggris 27
1947 Konferensi Kepanduan Dunia ke-11 Château de Rosny-sur-Seine  Perancis 27
1949 Konferensi Kepanduan Dunia ke-12 Elvesaeter  Norwegia 25
1951 Konferensi Kepanduan Dunia ke-13 Salzburg  Austria 34
1953 Konferensi Kepanduan Dunia ke-14 Vaduz  Liechtenstein 35
1955 Konferensi Kepanduan Dunia ke-15 Niagara Falls, Ontario  Kanada 44
1957 Konferensi Kepanduan Dunia ke-16 Cambridge  Inggris Raya 52
1959 Konferensi Kepanduan Dunia ke-17 New Delhi  India 35
1961 Konferensi Kepanduan Dunia ke-18 Lisbon  Portugal 50
1963 Konferensi Kepanduan Dunia ke-19 Rhodes  Yunani 52
1965 Konferensi Kepanduan Dunia ke-20 Mexico City  Mexico 59
1967 Konferensi Kepanduan Dunia ke-21 Seattle  Amerika Serikat 70
1969 Konferensi Kepanduan Dunia ke-22 Otaniemi  Finlandia 64
1971 Konferensi Kepanduan Dunia ke-23 Tokyo  Jepang 71
1973 Konferensi Kepanduan Dunia ke-24 Nairobi  Kenya 77
1975 Konferensi Kepanduan Dunia ke-25 Lundtoft  Denmark 87
1977 Konferensi Kepanduan Dunia ke-26 Montreal  Kanada 81
1979 Konferensi Kepanduan Dunia ke-27 Birmingham  Inggris Raya 81
1981 Konferensi Kepanduan Dunia ke-28 Dakar  Senegal 74
1983 Konferensi Kepanduan Dunia ke-29 Dearborn  Amerika Serikat 90
1985 Konferensi Kepanduan Dunia ke-30 Munich  Jerman Barat 93
1988 Konferensi Kepanduan Dunia ke-31 Melbourne  Australia 77
1990 Konferensi Kepanduan Dunia ke-32 Paris  Perancis
1993 Konferensi Kepanduan Dunia ke-33 Sattahip  Thailand
1996 Konferensi Kepanduan Dunia ke-34 Oslo  Norwegia 108
1999 Konferensi Kepanduan Dunia ke-35 Durban  Afrika Selatan 116
2002 Konferensi Kepanduan Dunia ke-36 Thessaloniki  Yunani 126
2005 Konferensi Kepanduan Dunia ke-37 Hammamet  Tunisia 122
2008 Konferensi Kepanduan Dunia ke-38 Jeju-do  Korea Selatan 150
2011 Konferensi Kepanduan Dunia ke-39 Curitiba  Brazil
2014 Konferensi Kepanduan Dunia ke-40 Ljubljana  Slovenia

 

Senin, 19 Maret 2012

Cara mendaki gunung dengan benar

Bila kita melakukan pendakian gunung, kita akan sering menemui permasalahan yang di luar dugaan. Sehingga tak akan mudah kita prediksikan saat kita belum menempuhnya. Karena keadaan alam jauh dari yang kita pikirkan keadaannya, bahkan cuaca juga sering di luar perkiraan. Apalagi jika gunung atau alam yang kita rambah nantinya adalah gunung yang mempunyai model hutan hujan tropis, semisal Gunung Agung di Bali, yang memiliki tingkat hutan hujan tropis, walaupun gunung Agung sangat indah dengan bentuk seperti itu tekstur hutannya.


Mudahnya, hutan hujan tropis adalah bentuk hutan yang kita masuki akan terasa lembab dan basah, sinar matahari juga sulit masuk guna menghangatkan, dan banyak pohon - pohon kecil yang tumbuh subur membentuk semak di bawah pohon - pohon besar. Sehingga dengan temperatur rendah juga lembab, akan tumbuh besar dan pohon yang juga bertekstur lembab disertai hewan - hewan yang juga menopangnya seperti rayap dan bakteri disamping jamur yang tumbuh subur, badan kita juga ada jamur nya, namanya panu. Kita juga manusia akan basah deh....

Tentu di tempat seperti itu kita suka keluar dari jenis ras manusia beradab, maksudnya tak mudah menggiring kembali dalam keadaan normal, tetapi kadang juga bisa walaupun mesti sulit dan membutuhkan metode - metode pembelajaran. Semisal kita akan mudah emosi dan buntutnya akan mudah mengeluarkan kata - kata kasar. Bayangkan jika kita sudah merasa lelah, tiba - tiba udara berubah dingin dan lembab atau dari panas lalu berubah ber badai dan turun kabut. Tentu akan mempengaruhi pikiran dan organ tubuh kita juga. Di situasi seperti inilah kita harus mampu mengontrol emosi dan tenaga.

Hal yang perlu di perhatikan jika menemui hal dalam kondisi tadi :  
1. Jangan melakukan pendakian tanpa peralatan yang lengkap dan aman.
2. Jangan lakukan pendakian jika kita merasa tak mampu dan tak siapdengan diri sendiri.
3. Siapkan logistik dan bahan makanan sebelum melakukan pendakian.
4. Cari informasi tentang lokasi pendakian.
5. Lapor kepada penjaga hutan atau kepala desa tempat kita akan bergiat di alam bebas.
6. Perhatikan jalur pendakian, jika perlu tinggalkan jejak dengan memasang tanda pada jalur kita.
7. Bila hujan tiba atau badai usahakan jangan istirahat tidak di Base Camp atau tenda karena suhu tubuh bisa berubah drastis jika kita tak bergerak.
8. Usahakan pakaian atau tenda tidak basah di dalam tas dengan di lapisi plastik.
9. Bila tidur jangan pakai pakaian yang basah karena suhu tubuh sulit untuk kembali wajar.
10. Usahakan selalu dalam kelompok agar tak berpisah saat turun gunung.
11. Hindari marah yang mudah terjadi dalam keadaan tak pasti suhunya. Sabar yang utama.
12. Tunda perjalanan jika tak menemukan jalur yang di pakai naik untuk turun.
13. Jangan buang air sembarangan dengan celana masih di pakai, namanya ngompol..hahahaha..

Nah jika ada tambahan silahkan di share kan, semua berdasar pengalaman kami. Tentu ada hal yang belum tercantum dan bisa menjadi masukan positif bagi penggiat alam bebas agar selamat dalam pendakian gunung. Selamat Bertualang!